Senin, 01 Maret 2010

Teater, Cinta Pertama Yang Hilang




Setiap orang punya cinta petama, dan kalau beruntung cinta pertama kamu adalah cinta sejati kamu. Orang mengira IT adalah dunia yang aku cintai. Tidak salah memang. Setelah 7 tahun (dari kelas 2 sma) stress – stressan dengan program computer, lama lama aku menikmati. Namun IT bukanlah cinta pertama-ku.

Adalah dunia teater yang menjadi cinta pertamaku. Lahir di keluarga seni dan agamis membuat aku terbiasa di atas panggung. Usia 2 tahun aku sudah ikut rombongan Musik Islam orang tuaku. Dari daerah ke daerah. Dari panggung ke panggung. Dari setiap music dan tabuhan rebana, dari setiap nyanyian dan tarian. Ah,,,aku menimati semuanya. Setiap anak anak didik mamaku mulai bernyanyi, aku selalu berlari ke atas panggung.

SMP ?? terbiasa mengikuti berbagai ajang lomba puisi atau drama menjadikan teater adalah satu satunya dunia yang aku memiliki prestasi. Teater mengajari aku menang dan kalah. Teater mengajari aku berproses. Mengajari aku mencintai dan memendam dendam.. kejayaan kejayaan itu. Hahhhh..kadang aku merindukannya.

SMA ?? selama SMA, aku lebih sering berkumpul dengan orang orang Bohemian. Seperti biasa,,gaya Anak jalanan bersatu dengan idealisme seniku…Aku lebih sering ada di trotoar atau gedung pementasan daripada belajar di rumah. Teater membuatku dikagumi orang, dihormati orang, dicinta orang, di “iri” orang. Teater bahkan menjadi trademark sendiri bagiku. Kadang nama Teater adalah nama belakangku. Orang sering bilang “Rizal teater itu ???...”. Teater, menjadi ciri khas diriku. Karena semakin lama didalam teater semakin aku menikmati hidup.

IKJ atau lengkapnya “Institut Kesenian Jakarta” adalah kampus idamanku. Dengan credit poin yang ku peroleh selama ini, aku yakin bisa masuk jurusan drama atau teater. Kuliah di IKJ adalah mimpi yang hampir saja menjadi kenyataan. Apalagi orang tuaku mendukung rencana besarku. Setiap ada artikel tentang IKJ aku kumpulin. Setiap ada informasi tentang IKJ aku pelototin. Senior senior di teaterku juga mendukung niatku untuk menuntut ilmu di IKJ.

Lalu apa yang terjadi ? semua orang berubah. Senior senior itu bungkam dan menghilang. Padahal salah satu diantara mereka adalah protolan IKJ yang berjanji melatihku. Ada apa ini ?? Oang tuak tiba tiba mendukung aku untuk kuliah di malang. Semua orang tidak lagi punya mulut yang sam dengan janji mereka dahulu. Tak ada satupun yang muncul ketika sepatu ketsku sudah selesai ku talikan, dan akan berngkat ke Jakarta.

Akhirnya aku menyerah. Hal yang tidak akan sekalipun ku ulangi. Kalah karena menyerah itu lebih menyakitkan daripada mati sekalipun. Aku tidak akan menyerah lagi sampai kiamat sekalipun. Poltek malang adalah pelabuhanku pertamaku dan juga pihak yang mengajariku tentang kemunafikan. Sebuah sekolah yang berdiri diatas kebohongan.

Semuanya kecewa,,,aku kehilangan cinta pertamaku. Aku juga meninggalkan komunitas teaterku itu. Mereka tentu saja akan kehilangan aku, walau ku tahu takkan seberapa parah. Orang tuaku juga kecewa dengan keputusanku meninggalkan Poltek malang dan menuju PENS. Keluar dengan bangga tentunya. Semuanya kehilangan.

Teater, adalah cinta pertamaku yang hilang. Cinta pertama yang tak bisa kuraih lagi hingga kapanpun. Aku mungkin akan mendapatkan cinta yang lain. Namun tidak akan sama dengan cintaku pada teater. Teater adalah mimpi yang pernah jadi kenyataan. Adalah gadis cantik yang pernah ku kawini. Namun sekarang hilang tak berbekas. Dan sekarang, aku berusaha mencintai sebuah dunia yang datang tanpa sengaja, “Computer”.

3 komentar:

  1. merindukan setiap panggung, lampu sorot, naskah, penonton, dan tepuk tangan.....

    BalasHapus
  2. Bahkan saat kau dapatkan cintamu itu, belum tentu kau akan bahagia. Mungkin akan muncul tulisan yang lain dengan bahasan yang lain dan cinta yang lain.

    BalasHapus
  3. memang benar...hal itu akan terjadi..tapi sekarang lagi merindukan mas mamat...hahaha...

    BalasHapus

Tanya Mbah Google

Shout Me !!!


ShoutMix chat widget