Senin, 22 Februari 2010

IMPIAN SEPANJANG MUSIM





jangan pernah ungkapkan kebencian
walaupun hati tak sudi
karena akupun tak tahu
sejak kapan aku mencintaimu

biarkanlah mimpiku terbang
bersama bayang - bayangmu
jikalau ragamu tak lagi merdeka

karena layar perahuku telah
menyebarangi samudera cintamu
dan sekarang berlabuh di hatimu
akupun tak tahu kenapa gelombang
tak membawaku berlayar kembali

cinta memang bukanlah madu
tapi segalanya adalah ruh dari cita
percayalah musim ini masih indah
dan tetap kunanti sampai flamboyan
harus berguguran, dan kubayangkan
kau memungutnya....dengan senyum
dan indah matamu berkata
" inilah cintaku......"

Bayangmu Malam Itu



bibir merah
semerah buah beri di bulan juni
semerah mawar, semerah mawar
kulit pucat sepucat sinar bulan
selembut gadis itu
hati sebiru laut dan langit
hati terbakar bagai api
di malam hari lembut dibawa pergi

Minggu, 21 Februari 2010

Tentang Laut



ada seorang penyelam. Pada saat usianya masih muda, dia sudah menyelam di semua bagian samudera di dunia. Kecintaannya pada laut adalah harga mati. Laut adalah daratan baginya, sedangkan tanah hanyalah persinggahan. Si penyelam belajar pada seorang Guru selam yang juga luar biasa. Guru selam ini juga sangat mencintai laut. Untuk mengetes pengetahuan dan kecintaan muridnya terhadap laut, maka sang Guru memberikan sebuah pertanyaan :

Anakku, apa itu laut ?

Sang penyelam mencoba berpikir sejenak dan kemudian dia berkata

“laut adalah tantangan guru..di sana kita dituntut untuk bisa waspada. Laut adalah tentang kepuasan yang tinggi ketika kita dapat mengawininya…laut adalah misteri yang harus dicari seperti membuka lembaran buku berdebu.”,

Si guru terkejut mendengar jawaban muridnya, dengan terpaksa dia harus memberikan penilaian bahwa muridnya tidak benar benar mencintai Laut. “Anakku,,sebaiknya kamu belajar lagi tentang menyelam. Dan kamu harus lebih rajin lagi mencintai laut…”

Sang Murid tentu saja shock. Dengan pengalaman dan kemampuanya selama ini, ternyata Sang guru menilai dirinya belum mencintai Laut. Namun dia harus tetap mengikuti perintah gurunya. Hari harinya semakin terisi dengan menyelam ke adasar laut. Semakin dalam hingga ke palung palung samudera belahan bumi manapun. 5 tahun kemudian dia kembali menghadap Gurunya. Dan berkata, “Guru saya sekarang sudah mengerti tentang laut.”. sang guru tersenyum berharap kali ini jawaban muridnya memuaskannya. “baiklah,,apa itu laut anakku ??”, tanya sang Guru

Kali ini sang murid berpikir agak lama, lalu mencoba menjawab :

“laut adalah tentang terumbu karang yang indah..tentang kehidupan ikan ikan yang menakjubkan…Tentang ombak yang selalu bergerak. Tentang kehidupan dan kematian ”, jawab sang pemuda dengan tersenyum puas.

Kali ini sang Guru menampakkan wajah murka. Anakku kau sudah ku suruh belajar tentang mencintai laut dengan mengerti laut. Namun 5 tahun tidak cukup bagimu untuk merenung. Renungkan kembali dan jangan kembali jika belum menemukan jawaban.

Sang murid pergi dengan rasa gundah. Apa yang dilakukannya lima tahun ini tidak cukup membuat gurunya puas. Dia duduk di tepi pantai. Memulai perenungan baru tentang laut. Kembali dia menyelam ke dasar dasar samudera untuk mengerti laut. Ternyata laut lebih rumit dari bayangannya. Semakin lama akhirnya dia semakin terbiasa dengan merenung sambil menyelam.

Sudah 10 tahun lebih dia masih belum bisa menemukan definisi Laut. Seperti yang di inginkan gurunya. Karena sekarang dia tidak lagi mau terburu buru untuk mengerti laut seperti dulu. Namun dalam hatinya dia semakin mencintai laut. Tanpa harus dia jabarkan laut itu sepert apa, namun dia merasa seolah olah laut adalah sesuatu yang sangat dekat. Dia mengenal laut seperti dia mengenal dirinya sendiri. Setiap jengkal kedalamannya, setipa tetes air nya, setiap wana…ah semua itu adalah keindahan yang tak sanngup dia katakan.

Suatu saat dia didatangi gurunya. Berbeda dengan waktu sebelumnya, kini sang Guru yang mencarinya. Sang Guru berkata “Anakku,, sekarang apakah kau mengerti tentang laut ? jawablah…Apa itu laut…” . sang murid hanya terdiam dan berpikir sangat lama. Dia tidak bisa mengatakan kepada gurunya seperti apa Laut itu. Dia tidak meceritakan kepada gurunya betapa dia mencintai laut. Apa lagi yang harus tergambar jika dirinya adalah laut itu sendiri. Namun akhirnya dia berusaha menjawab :

“Guru…Laut itu….” , kembali dia terdiam. Namu dalam wajahnya terukir banyak senyuman. Matanya begitu optimis untuk bercerita tentang laut. Namun bibirnya tak sanggup untuk berkata,sperti apa laut yang dia kenal.

Sang Guru tersenyum. Anakku sekarang kamu sudah mengerti tentang Laut.

*****

Dari cerita dia atas ada banyak pelajaran yang dapat kita petik. Salah satuny adalah bagaimana mengenal diri sendiri dan sesuatu yang kita cinta. Sebenanya itu dapat terjawab jika Si penyelam dapat merenung dengan tenang. Tanpa emosi dan egosi dalam menyikapi sebuah pertanyaan. Tapi dalam cerita ini juga mengajakan kepada kita bahwa, kedewasaan itu tidak hanya dapat diraih dengan merenung dan berpikir matang. Tapi juga harus berguru pada waktu. Karena waktu adalah guru yang sangat bijak dalam menunjukkan episode kehidupan kita.

Namun dalam hal ini saya tidak akan memberikan terlalu banyak ulasan perenungan. Anda sendiri yang harus menafsirkan sendiri pesan yang ada dalam tulisan ini. Bagaimana menurut anda ??

B I R U J I N G G A




Di ujung sore..
di tepi kesabaran...
mata itu,,,
tak sanggup sedetikpun kulewatkan

Di ujung Hujan
di tepi keresahan...
Bibir itu,,,
bagai ayat ayat Surga
yang tak sekejapun tak ingin ku dengar

Di Ujung Puisi
di tepi kerinduan,,
Rasa itu...
bagai masa lalu yang datang
yang tak terlintas dalam renungan
pada episode dendam...

Kau datang di Ujung Laguku
kau datang dengan sebuah mimpi
bahwa Kau juga adalah mimpiku.....


Surabaya,,dalam lamunan ,,,21 Februari 2010

Sabtu, 20 Februari 2010

B I R U




selalu bergerak..
setiap detiknya..
berdansa..
melangkah...
memutar....

selalu saja..
bibir mengembang...
terpejam dalam sadar...
mendki mimpi, yang pernah hilang

Hampir terdiam..
namun tak bisa diam..
hanya berlari...
hingga darah mengering...

Hampir saja...
harus terkubur
dalam sesal
dalam nyata
tanpa maya

Biru...
Haru...
Rindu...

Jumat, 19 Februari 2010

Surga, Bidadari, dan Cinta





Surga, Bidadari, dan Cinta

Ada salah satu kebiasanku yang selalu kulakukan jika sedang resah. Apalagi jika sedang patah hati seperti baru baru ini. Adalah pergi ke Ulama atau Kiyai-ku, kebiasaan yang aku lakukan sejak SMA. Bukannya untuk nyantet atau Guna – Guna seperti kata pepatah “Cinta ditolak Dukun bertindak”, namun guru – guru Spritualku itu bisa menenangkan keresahan keresahan yang selalu bikin mimpi burukku. Apalagi hidup di dalam keluarga yang NU totok , membuat aku cukup dekat dengan beberapa Kiyai atau Ulama NU dibeberapa daerah.

Gus Miftach adalah seorang Kiyai atau Ulama di salah satu Pondok Pesantren di Jawa Timur. Dia adalah salah satu guru Hakikat-ku. Hubungan kami sangat dekat sehingga masalah pribadiku selalu ku curhati kepada beliau. Belum lagi aku adalah seorang santri yang selalu cari perdebatan panjang dengan beliau disetiap ceramahnya. Sehingga perbuatan ku yang menjurus kurang ajar itu selalu menghadirkan salah sangka bagi beberapa santri lainnya. Sedangkan Gus Miftach, malah kelihatan menikmati perdebatan perdebatan panjang kami.

Hari ini hari sabtu. Jam 7 pagi aku sudah tiba di pondok pesantren tempat Gus Miftach mengajar. Setiba di depan rumahnya, Nyai Solehah nampak sedang sibuk menyiram beberapa tanaman. Melihat kedatanganku, istri Gus Miftach itu tersenyum. Setelah menjawab salamku, beliau langsung berkata “Gurumu sudah menunggu dari tadi”. “hah ??? iya Nyai saya masuk ”, aku terkejut mendengar Gus Miftach sudah menungguku. Yang ku ingat aku tidak mengirimi kabar tentang kedatanganku. Kejadian itu seharusnya biasa saja. Gus Miftach memang memiliki kemampuan yang tidak bisa dicerna manusia biasa. Namun jarang sekali Nyai Sholehah yang mengatakan.

Gus Miftach, laki laki berusia setengah abad itu hanya mengangguk ngangguk mendengar curhatanku. Sesekali tertawa dia menepuk nepuk pundakku. “Sabarlah”, katanya. “Cinta itu bukan hanya tentang Rasa, tapi juga keihklasan”, jelasnya. Lalu dia mengajakku bertemu beberapa santri beliau. Ternyata hari ini dia ingin memberikan sedikit kuliah kepada santri santrinya.

Entah, apa untuk menghibur aku atau sekedar kebetulan, ceramah beliau adalah tentang “Bidadari di Surga”. Gus Miftach memulai ceramah dengan Surat Ath Thuur (38) ayat 17. Surat ini berbunyi

17. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,,”

Oh…ternyata Gus Miftach sedang berceramah di santri yang masih berada di tingkatan Syariat. Ini adalah pertanda bagiku untuk diam dan tidak mengundang perdebaatan. Santri di Level Syariat masih mempelajari tingkat dasar dalam Islam, sehingga jangan langsung diberikan pikiran pikiran yang membuat mereka bingung dan malah menjerumuskan nantinya. Dari ayat 17, gus miftach melanjutkan hingga ayat ke 20. Nah pada ayat ke 20 ini langusng tersentak :

20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

Aku masih menahan sabar untuk bertanya. Karena aku tahu bahwa pertanyaanku akan menjadi perdebatan pada nantinya. Apalagi aku melihat santri santri yang lain tersenyum senyum mendengar penjelasan Gus Miftach. Dengan sangat jelas beliau menjelaskan tentang keuntungan orang yang bertakwa, sehingga nantinya akan terhindar dari azab neraka dan masuk surga. Di surga mereka akan bertemu dengan para bidadari. Dengan sangat jelas juga Guruku itu menjelaskan tentang bidadari…siapa itu bidadari ???

Dalam Al – Qur’an bidadari adalah makhluk ciptaan Allah yang berdiam dalam surga. Bidadari ini adalah wanita yang sangat luar biasa cantiknya. Sehingga tidak bisa dibandingkan dengan wanita manusia biasa. Sehingga surat Ath Thuur ayat ke 20 yang mengatakan bahwa di surga nanti kita akan di nikahkan dengan bidadari itu membuat para santri berbinar binar. Namun tidak aku..

“Gus,,maaf ini saya berani bertanya…”, gayaku yang memotong pembicaraan itu membuat para santri lain heran. “ya…rijal ada apa ???”, jawab Gus Miftach

“Gus apakah orang yang masuk surga dapat meminta apapun pada Allah yang berhubungan dengan kebahagiaan-nya ?”, tanyaku

“tentu saja”, jawab Gus Miftach singkat

“Nah,,,apakah semua orang yang bertakwa dan masuk surga akan mendapat jatah bidadari ?”, tanyaku lagi

“iya..tentu saja”, kali ini Gus Miftach menjawab sambil tersenyum.

“Gus kalau seandainya saya masuk surga nantinya, bagaimana jika saya meminta untuk tidak menikah dengan bidadari.. ??? bagaimana jika saya lebih memilih untuk bersama dengan orang yang saya cintai saja. Bagaiman saya jika saya meminta menikah dengan wanita bumi biasa namun wanita itu bukan istri saya di bumi dan bukannya bidadari? ”, tanyaku panjang

“jal..baiklah saya jawab namun kamu renungkan lagi… yang pertama bidadari itu cantik lho …siapa yang mampu menolak bidadari..kamu Cuma tidak pernah ketemu saja. Kalau ketemu paling kamu melupakan orang yang kamu cintai itu…hehehehe..dia terkekeh…Yang kedua,,bisa saja kamu bersama dengan orang yang kamu cintai itu, dia akan menjadi ratunya bidadari..bukan Cuma bidadari..”, Kiyaiku itu lagi lagi menjawab dengan terkekeh.

“Kalau hanya untuk mencari wanita cantik didunia ini banyak Gus,,tapi kan tidak semuanya kita cintai. Bukankah kecantikan itu tidaklah penting. Bidadari itu memang cantik dan sangat cantik. Mungkin mengalahkan kecantikan orang yang saya cintai. Namun belum bisa dipastikan saya akan jatuh cinta pada bidadari itu. Saya akan sangat berbahagia jika saya bersama Cinta saya di surga…bukan dengan wanita lain..lapalagi saya tidak mau berpoligami. Bukankah Nabi Muhammad tidak mau berpoligami ketika Khatidjah masih hidup. Begitupun saya. Jika saya bisa berama cinta sejati saya,,untuk apalagi saya menikahi bidadari”..

“Jadi kamu nggak mau menikah bidadari ?”, jawab Gus Miftach mulai khawatir santri yang lain mulai garuk garuk kepala.

“Saya ingin bersama orang yang saya cintai dalam surga…”

Kemudian Gus Miftach menjawab dengan sebuah jawaban yang ingin menutup perdebatan. Jawaban yang sadis sebenarnya.

“Nah…santri satriku…..mas Rijal ini bertanya seperti itu karena,,,, mas Rijal ini sedang patah hati…wanita yang dicintainya bersama ……..”,

Aku terkejut mendengar jawaban Gus Miftach. Aku hanya bisa nyengir ringan. Aku tahu itu jawaban yang tepat sebelum membuat santri yang lain apatis terhadap Surga…

Malam ini aku ada dalam BUS menuju Surabaya. ,masih saja terngiang ngiang nasehat Gus Miftach dan Nyai Solehah tadi siang. Nasehat sebelum aku pulang dan tidak terdengar santri yang lain.

“rijal, Allah itu bisa dengan mudah membuat laut dan ombaknya. Allah dengan mudah juga mengombang ngambingkan kapal dalam Laut…Lalu apakah Allah tidak bisa mengombang ambingkan hati manusia…bersandarlah kepadaNya..dan tanpa kamu ketahui..kamu akan menemukan jalan keluar bahkan tanpa kamu sadari….. ”

Dan tak terasan aku tertidur pulas dalam BUS malam ini....

Kamis, 18 Februari 2010

Mencintaimu itu......






Kadang mencintaimu itu sangat mudah
hanya dengan bermimpi
aku bisa memelukmu semauku...

sesekali mencintaimu itu sangat sederhana
hanya dengan berdoa
Aku bisa di dekatmu semaumu...

Sesungguhnya mencintaimu itu sangat gampang
hanya dengan melupakanmu
Aku bisa membahagiakanmu Selamanya....

Sebenarnya mencintaimu itu sangat biasa
hanya dengan mengikhlaskanmu
Aku bisa memanjakanmu sepuasnya


Sayangnya,,
mencintaimu saat ini begitu rumit

Rabu, 17 Februari 2010

Tanpa Judul ????

Add Image

Sudah 5 hari meninggalkan blog, rasanya kerinduan untuk menulis semakin dalam. Dalam pikiranku sudah banyak sekali yang ingin kutulis. Hal hal baru ataupun lanjutan dari tulisan yang lama. Aku ingin sekali menulis beberapa puisi baru, menulis beberapa perenungan , menulis beberapa cerpen, ingin memulai menulis scenario film ku yang ketiga, menulis sebuah novel baru, dan sebuah catatan rencana workshop yang akan diadakan 3 bulan lagi.

Aku berangkat dari Pamekasan jam 11 siang. Masih dengan motor butut ku. Bukan karena kabar buruk dari Ali yang mengatakan Score TOEFL ku bermasalah, namun ingin rasanya bersandar di pojok kamar. Memulai menulis dan mengisi blog lagi. Namun kenyataannya, waktu laptop ini dibuka. Hampir tidak bisa ku menuliskan huruf demi huruf. Apalagi ini ?? rasanya susah banget untuk menulis. Apa kerena ide nya yang kebanyakan ? atau karena sudah 2 hari ini aku tidak bisa merokok karena batuk yang menjadi? Hah..sudahlah…

Tulisan ini benar benar tak sengaja ku tulis. Mungkin tanganku ini sudah semakin rindunya untuk menulis dan mengetik. Sehingga tanpa sengaja aku menulis satu satunya tulisan yang tidak aku konsep sebelumnya. Huffff….

Aku memutuskan untuk membocorkan saja beberapa ide tulisanku. Yang pertama adalah sebuah novel fiksi yang berjudul “Princes Lia”. Cerita ini tentang anak berumur 10 tahun yang mengalami pubertas. Kalau bahasa kerennya adalah “Cinta Monyet”. Sedikit pengembangan dari posting cinta monyet sebelumnya. Namun yang ini fiksi dan bukan kisah nyata. Novel ini adalah main project dari tulisanku dalam jangka waktu kedepan.

Yang kedua adalah melanjutkan scenario film “Mengejar Luna Maya”. Bagian prolog sudah ku tulis dulu. Namun sama sekali tidak ada pengembangan. Skenario ini harus benar benar hati hati. Aku nggak mau film ku hanya berakhir seperti 2 film sebelumnya yang gak jelas.

Yang ketiga adalah focus untuk point yang pertama dan mengingatkan untuk yang kedua…hehehehe…




Ending dari tulisan tanpa konsep ini

Wassalam….

Selasa, 16 Februari 2010

Mengejar Luna Maya (Prolog)


Setiap orang percaya pada Cinta, bahkan rela mati untuknya. Setiap orang juga mengaku punya Cinta, bahkan nggak cukup satu. Entahlah.... Aku hanya tahu jatuh Cinta tanpa pernah memilikinya. Atau mungkin saja aku salah. Ini bukan Cinta ini hanya Obsesi.

Aku mengenal wanita itu waktu usiaku masih 10 tahun. Waktu aku dipaksa dan terpaksa Les Bahasa Inggris. Aku melihat gadis itu tanpa bosan dan jenuh. Namanya Lia. Nama yang sederhana.

Selama SMP aku sekelas dengan Lia. Selama itu pula dia jadi Cinta Monyet ku, walau aku bukan Cinta Monyet Lia. Cinta monyet Lia adalah seorang teman diseberang bangku, yang menggunakan minyak rambut mengkilat, bertubuh tinggi dan berwajah mirip Andy Lau.

Selama SMA aku juga satu sekolah dengan Lia, dan gampang ditebak "dia masih saja jadi Cinta Gorilla ku" . seperti cerita sinetron yang mudah ditebak pula, jalan cerita ku juga begitu begitu saja. Lia jadi milik Mafia mafia Senior dan aktivis aktivis OSIS di sekolah. Aktivis2 Ekskul itu lebih mirip tukang Obat daripada pemimpin, yang dengan semboyan "ditolak satu kali, nembak Seribu kali"..Cih...

Selepas SMA aku makin tak tahu yang namanya Cinta...Atau memang aku tak pernah tahu apa itu Cinta ??? Dan itu berguna. Jatuh Cinta hanya bikin repot. harus ngisi pulsa banyak banyak kalau lagi kangen, rajin menabung hanya untuk sekedar karcis Bioskop dan makan di McD, ataupun hanya sekedar mimpi buruk karena putus Cinta. Anda harus percaya dengan lirik lagunya Titik Puspa "Jatuh Cinta berjuta rasanya...", berjuta rasa PAHIT.

Wanita diciptakan tuhan dengan 1 tulang rusuk laki laki. Setelah laki laki memberikan tulang rusuk, wanita meminta lebih. Mereka minta waktu, perhatian, pulsa, segalanya. Jadi aku memutuskan untuk tidak jatuh Cinta. Selain tulang rusukku akan akan genap (utuh), aku akan terselamtkan dari Neraka Dunia.

Hanya Kadang kadang ada nggak enaknya jadi DJ (Dedengkot Jomblo ). Kamu harus menghabiskan waktu berjam - jam di depan Komputer sambil main Game, ketika teman kost kamu punya acara malam Mingguan. Kamu harus nyarik FILM berkualitas di Bioskop agar tidak sendirian, ketika teman kampus kamu lebih memilih pacaran sambil nonton Film Horor. Kamu juga harus kuat pendirian, ketika kamu Ngaca dan melihat wajah makhluk dalam Cermin tersebut sambil berkata dalam hati "AKU BUKAN GAY...I'M NORMAL"....

Namun sebenarnya penderitaan paling nggak enak jadi JOMBLO, adalah ketika ditanya teman kampus kamu, dan dengan pura pura heran mereka berkata "OH God You are a VIRGIN????".

Stop..Stop...mulai sekarang aku harus punya alasan yang bagus untuk jadi Jomblo...aku tahu, aku akan bilang pada semua yang mengembangkan alis hanya kerena aku masih perjaka dengan kalimat "Aku nggak mau pacaran kalau bukan dengan LUNA MAYA"......



Rabu, 10 Februari 2010

D E N D A M






Jika sudah penuh Dendamku
ku tak mau langit sekalipun mendekapku
Tidak juga Bumi
Tidak juga Cinta

Jika sudah Penat Rinduku
Ku tak mau senyum mu itu
Buang saja ke Laut
ke palung palung samuderamu
Lalu biarkan aku bermimpi

Kenapa tak kau tusuk saja
Kenapa tak kau keluarkan segala bisa
Agar darahku tak lagi ada namamu
Agar bisa ku berlari
dengan segala sepi
dengan segala mimpi

Aku tak perduli
jika hujan harus turun
dikemarau hatiku....


Surabaya,
tengah malam,
11 February 2010

Kamis, 04 Februari 2010

Ijinkan Aku katakan : Mencintaimu......







Pada zaman Nazi ada seorang jenderal Amerika yang sangat terkenal dengan ilmu perangnya. Sang Jenderal adalah seorang tentara yang kuat dan tegas. Banyak perang yang dapat di menangkannya karena kekerasan hatinya yang tak tergoyahkan. Dengan sosok yang sangat kuat seperti itu hampir semua musuh sang jenderal terkencing kencing jika harus berhadapan dengannya.

Kekerasan hati sang jenderal ternyata mempengaruhi kehidupan pribadinya. Dia menjadi orang yang sangat pemurung dan dingin. Bahkan terhadap keluarganya. Sang Jenderal sangat jarang menunjukkan sifat yang halus terhadap anak anaknya, dan kelembutan kelembutan kepada istrinya. Sebenarnya apa yang dilakukan sang Jendral untuk kebaikan keluarganya. Dia berharap anaknya menjadi orang yang kuat seperti dirinya dengan cara mendidik yang cukup keras. Dia ingin anaknya tidak cengeng dalam menghadapi hidup, melihat kondisi perang saat itu. Istrinya adalah seorang wanita mandiri yang juga sangat mencintai sang suami. Tak satupun kata keluhan dari bibirnya yang keluar, walaupun tak ada satu kata cinta pun yang keluar dari sang suami. Cinta bagi sang jenderal dan sang istri adalah cinta yang dirasakan dengan hati, tanpa dengan kata kata.

Suatu saat bertepatan dengan Ulang tahun anak bungsu sang Jenderal, dia diperintahkan untuk melakukan penyerangan terhadap kekuatan Nazi di Polandia. Dengan perintah perang tersebut sang Jenderal berangkat tanpa berpamitan terhadap sang anak dan istrinya. Dia berangkat dengan sejuta bimbang, seolah ragu keberangkatannya sekarang. Suatu rasa yang jarang dia rasakan. Ingin sekali saat ini dia bertemu anak dan istrinya. Merayakan Ultah bersama dan menyatakan cintanya terhadap keluarganya selama ini. Sebuah keluarga yang selalu membuka pintu untuk dimasukinya. Namun dia tidak bisa meninggalkan tugas Negara. Dia berangkat ke medan perang dan berharap kembali dengan selamat. Setelah itu dia akan pensiun, menikmati masa tua dengan keluarga tercinta.

Sang jenderal pulang dengan perasaan bahagia. Setelah perang di Polandia yang berhasil dia menangkan. Sebuah perang yang dapat menghentikan ketegangan Eropa waktu itu, karena NAZI terdesak kembali ke Jerman Barat. Dengan sebuah boneka beruang coklat yang dibawanya untuk hadiah buat kedua anaknya. Dan juga sebuah kalung emas untuk istrinya, Sang Jenderal melangkah dengan sangat bahagia pulang ke rumah. Setelah sedemikian lamanya, dia ingin memeluk sang istri dan mengecup kening kedua anaknya sebelum tidur. Ingin rasanya dia buang semua kebekuan hatinya selama ini. Perang sudah hampir usai, begitu juga kebisuan nuraninya. Ketika sampai dirumah, sang Jenderal ingin sekali meneriakkan kata “I Love You” dengan sekeras kerasnya. Kata kata yang haram dia keluarkan selama ini karena dianggapnya cengeng. Ingin rasanya dia lakukan semua itu setibanya dirumah, hingga saat……..

Hingga saat dia tahu bahwa rumahnya terbakar habis. Istri dan kedua anaknya tidak dapat terselamatkan akibat kebakaran tragis itu. Sebuah lilin Ulang tahun yang tak sengaja dia injak seolah mengingatkan dia, bahwa Seorang jenderal yang hebat itu bisa mengalahkan NAZI, Tapi tidak bisa mengalahkan api yang membakar rumahnya. Lilin yang hampir separuh habis itu mengingatkan Sang jenderal yang sudah menyelamatkan ribuan orang Polandia, namun tidak bisa menyelamatkan 3 orang keluarganya, yang sangat ingin dipeluknya saat ini. Lilin merah itu seperti berkata kepada sang jenderal bahwa dia sudah meninggalkan keluarganya pada saat seharusnya dia bilang “I Love U”- kepada keluarganya walaupun hanya sedetik. Ya, keluarganya harus meninggalkan dia sebelum dia sempat menunjukkan Cintanya.

Pada saat pemakaman keluarganya, sang Jenderal tak henti hentinya menangis. Seorang pendeta yang memimpin pemakaman itu berusaha menghiburnya. Dia mengatakan bahwa maut ada di tangan Tuhan. Tak seharusnya sang tentara menangis. Karena semua itu adalah kehendak Tuhan. Sang Pendeta melakukan tugasnya dengan baik, sampai dia akhirnya termenung dan menganga mendengar jawaban sang jenderal.

“Aku sudah melihat ribuan kematian dalam medan perang. Aku sudah terbiasa kehilangan . yang aku tangiskan bukan kematian mereka. Tapi aku menyesali apa yang sudah kulakukan pada mereka selama ini.”, kata sang Jenderal.

“Apa yang kau sesali sehingga kau menangis seperti ini ??”, lanjut sang pendeta.

“Seumur hidupku aku tak pernah sekalipun mengatakan bahwa aku SANGAT MENCINTAI MEREKA….tak sekalipun dalam hidup aku mengungkapkan bahwa aku sangat mencintai mereka… tak sekalipun dalam hidup aku mengijinkan mereka masuk kedalam hidupku…”, jawab sang Jenderal sambil terus menangis.

Sang pendeta hanya terdiam. Lalu perlahan pergi meninggalkan sang Jenderal. Sambil berkata lirih, “Anakku sekarang kau hidup, ketika mereka mati…”


*****
Cerita diatas adalah sebuah cerita yang sampai detik ini masih membuat aku merenung. Cinta harus diungkapkan. Begitu sekilas pesan yang kutangkkap. Tak bisa kupungkiri nahwa aku ini layaknya sang jenderal yang menangis. Tak sekalipun dalam hidup ku bisa ungkapkan rasa cintaku. Pada orang orang yang kucintai. Bagiku perasaan cinta hanya ada dalam hati, bukan di bibir. Sampai saat aku benar benar kehilangan orang yang kucintai. Benar benar kehilangan pintu yang dapat kubuka untuk mencurahkan kegundahan. Sampai saat aku hidup ketika aku sudah memiliki kematian dalam kesempatan untuk mencintai. Sampai aku sadar bahwa tak mungkin lagi dia mengijinkan aku untuk mencintai dia. Seorang malaikat yang bisa kulihat dari matanya, bahwa dialah Cintaku.

Saat ini tak akan lagi kutunda perasaan cintaku. Takkan lagi kututupi setiap rasa yang ada dalam hati. Jangankan menundanya hingga siap, sedetik pun aku takkan ku biarkan aku tidak mencintai dia. Aku akan tetap mencintai dia, walau tak bisa bersama. Dia telah menghidupkan aku dengan meninggalkan aku. Seperti sang Jenderal yang dihidupkan kembali setelah kematian keluarganya. Karena hidup itu bukan hanya untuk hidup, tapi juga untuk MENCINTAI.





Selasa, 02 Februari 2010

Ku Titipkan Resahku pada

ku titipkan resahku...

ku titipkan resahku pada malam
agar pekatnya mengingatkanku
pada kelamnya dendam...

ku letakkan resahku pada bulan
agar cahayanya menelanjangiku
pada lembutnya kejujuran...

kucurahkan resahku pada bintang
agar tingginya menerbangkanku
pada mimpi mimpiku...

kan kutitipkan resahku padamu
agar terus ku ingat
pada secuil cintamu padaku
yang merubah hidupku

Senin, 01 Februari 2010

Menunggu Senja Ramadhan



Menunggu Senja Ramadhan

Ramadhan kali ini terasa lain bagiku. Setelah 2 tahun aku memang tidak pernah merasakan lagi kenikmatannya. Ya, awan gelap telah menutupi mata dan hatiku selama ini. 2 tahun setelah aku diusir oleh orang tuaku. 2 tahun setelah aku menjadi orang yang terbiasa dengan tangis dan senyum diwaktu yang bersamaan. Setelah aku menjadi orang rapuh dan kehilangan arah. Menjadi kupu – kupu yang biasa terbang sendiri, tanpa harus berpegang pada orang lain. Ya, Ramadhan kali ini memang begitu berbeda… Setelah dia datang padaku…..

#########

Namaku Rahma. Usiaku masih 20 tahun waktu aku pertama kali mengenal cinta. Cinta dari seorang laki – laki yang aku percaya bisa memberikan aku segalanya. Hidup memang terasa sangat indah waktu itu. Apalagi bang Roy adalah seorang yang sangat kaya. Tidak sedikit hadiah – hadiah yang sangat mewah diberikannya padaku. Dari sisi fisik dia dalam hitungan tampan. Usianya juga tidak berbeda jauh dariku. Bisa dibilang dia adalah laki – laki idamanku.

Kata orang aku juga cantik. Diusia masih belia sudah hampir 5 pemuda meminangku. Tapi aku memutuskan untuk menolak mereka, karena aku sangat ingin sekali melanjutkan kuliah. Tapi tidak setelah aku mengenal Bang Roy. Laki laki asal Manado yang aku cintai Cinta telah membutakan mataku. Aku mencintainya, sehingga tak segan aku harus memberikan segala hidupku padanya. Hatiku, cintaku, bahkan kehormatanku yang seharusnya aku jaga. Aku tak tahu kenapa, aku pasrah pada semua kata – katanya. Sungguh membuat aku tergila – gila.

Hingga akhirnya aku harus menanggung semua ini.. Awal dari semua petaka. Ya, aku harus menghadapi keadaan yang sulit. Sesuatu yang tak terpikirkan olehku. Sangat pekat. Aku hamil di luar nikah. Aku tahu bahwa ini adalah benih bang Roy. Yang membuat aku semakin remuk, bang Roy pergi meninggalkan aku. Tak tahu kemana !

Orang tuaku menganggapku sebagai aib keluarga.

“tidak ada tempat untuk seorang penzinah seperti kamu di rumah ini “, kata papaku.

“kalau aku tahu kau begini, sudah kubuang kau setelah kulahirkan”, timpal mamaku.

Tidak ada harapan bagiku untuk terus hidup dengan keluarga ini. Keluarga yang telah memberiku nafas kehidupan. Bagian yang telah mengajarkan aku tentang kehormatan. Orang tua yang telah mendidik aku untuk menjadi wanita yang punya harga diri. Benar kata papaku, “Tidak ada tempat buat pelacur di dunia ini

########

Amplop kuning yang baru tadi pagi ini kuterima, masih kubolak balik. Aku menghela nafas panjang, mencari waktu yang tepat untuk membukanya. Aku tahu sebentar lagi waktu berbuka. Sedangkan aku masih belum menyiapkan semuanya. Aku masih memikirkan tentang surat ini. Ada perasaan cemas, bahagia, takut, dan khawatir. Semuanya menyatu jadi satu. Masih saja kupandangi surat ini. Mencoba menebak apa isinya. Apakah ini pertanda hidup masih belum lelah mempermainkanku ? .

##########

Aku tak punya siapa – siapa lagi. Kupandangi rumahku sekali lagi sebelum aku menginjakkan kaki lebih jauh lagi. Ada perasaa sedih yang luar biasa ketika kulihat mamaku menangis. Ketika adikku Dea memanggil namaku. Sekali lagi kupandangi wajah – wajah yang menemaniku selama ini.

#########

Aku akan menjadi gelandangan atau mati dengan bangkai dimakan anjing liar, jika aku tidak bertemu mama Susi. Ya, mama Susi orang yang telah memberikan aku kehidupan baru. Orang yang membukakan mataku bahwa hidup itu keras dan butuh perjuangan. Wanita yang telah mengajarkan aku bagaimana menjalani hidup baruku saat ini. Perempuan yang mengatakan bahwa aku sangat cantik dan pantas dipuja oleh laki – laki. Menjadi seorang Primadona.

Setahun lebih aku menjadi anak kesayangan Mama Susi. Sebagai pengelola salah satu agency penyalur “ Lady Escort “ – ternama di kota ini. Dia cukup pintar mencari pasar. Dia menjadikan kami bukan hanya sekedar wanita penghibur, tapi juga menjadi bintang idola. Aku kini benar – benar menjadi pelacur. Salah satu profesi yang paling aku kutuk dulu. Nasib membawaku untuk menjalani ini semua.

“ Hidup itu keras Rahma, kita harus bisa mencari celah kehidupan kalau kita ingin hidup”, kata Mama Susi sesekali padaku.

Mama Susi bukan mucikari kacangan. Tidak semua laki – laki bisa menggunkan jasa agency yang dia pimpin. Hanya orang – orang tertentu. Biasanya dari golongan pejabat atau para konlomerat tingkat atas. Pejabat pun tidak sembarangan, semua harus diseleksi dengan ketat. Dia mengembangkan operasinya dari mulut kemulut, no Hp, bahkan Internet. Ya , internet ! jaman sekarang siapa sih yang tidak tahu friendster ! bahkan anak SMP pun rata – rata sudah sangat mengenalnya.

Begitulah hidupku selama ini, sampai aku ke membuka halaman Friendsterku malam itu …..

##########

Masih saja aku bimbang untuk membuka surat ini. Aku tahu isinya pasti sangat penting. Bahkan aku yakin akan merubah beberapa kehidupanku. Dipojok surat itu terdapat sebuah tulisan “ Untuk Adinda yang menghiasi mimpi-mimpiku”. Aku tak tahu apakah aku pantas menerima kalimat itu. Setelah semua yang aku lakukan selama ini. Kata yang dengan tulus di tuliskan oleh kak Syaiful, Orang yang masih bersih bahkan sangat putih bagiku….

#########

“ Assalamualaikum. sorry, tapi aku pernah lihat foto kamu di sebuah friendster agency. benar kan !!! aku nggak mau bahas masalah itu, cuma aku tahu kamu bukanlah orang yang selama ini orang lain menilai tentang diri kamu...Aku tahu dari mata kamu...kamu menyimpan banyak duka Rahma ...aku juga butuh teman bicara...mungkin kita bisa jadi teman ngobrol...aku percaya sama feeling ku, kalo kamu tetap wanita terhormat !ni no HPku : 085648xxxx hubungi aku jika kamu butuh bantuan, ataupun teman berbagi...

Thanks “

Itulah kira – kira message yang dikirim kak Syaiful padaku malam itu. Message yang tak lazim aku terima. Biasanya merupakan perjanjian dengan seorang yang tertarik menjadikanku wanitanya. Tapi orang ini,akh…benar – benar aneh.

Aku merasa dia benar – benar merasakan apa yang kurasakan. Teriakan batinku selama ini. Apakah benar – benar aku menginginkan kehidupan seperti ini. Kehidupan yang tak tahu untuk apa menjalaninya. Kucoba untuk benar – benar menghubungi orang ini dari no ponsel yang diberikannya padaku di messagenya.

#########

Kami berjanji bertemu pagi ini. Disebuah rumah makan. Kak Syaiful, orang yang berada didepanku saat ini. Orangnya biasa, tapi memancarkan aura tersendiri. Suaranya pelan tapi jelas. Nampak bahwa orang ini sudah paham bagaimana bicara dengan seorang wanita. Matanya memang tak sepenuhnya memandangku, kadang dia merunduk ketika ku coba menggodanya. Luar biasa laki – laki ini.

Kucoba untuk menceritakan kehidupanku padanya. Dari perkenalanku dengan Bang Roy, diusir orang tua, hingga profesiku saat ini. Dia mencoba mamahami masalahnya. Entah kenapa aku begitu saja menceritakan masalah pribadiku padanya. Sesuatu yang tidak semestinya ku ceritakan pada laki – laki yang baru kukenal. Tapi dari sini juga, aku tahu kalau dia juga pernah merasakan sakit hati. Dia juga pernah ditinggal oleh seorang wanita. Wanita yang dicintainya, memilih menikah dengan orang lain. Tapi aku sama sekali tak melihat amarah dimatanya. Tidak ada dendam dalam perkataannya.

“ Dik, kamu tahu nggak, kalo ketika kita lahir…kita adalah orang yang suci tanpa dosa. Allah memberi kita kehormatan yang sama. Lalu apakah kita tidak malu, ketika menghadap dia dengan keadaan yang tidak suci “, katanya padaku.

“ Kak, apakah kakak merasa bahwa aku juga berharap seperti ini. Tapi Allah juga yang memberiku jalan seperti ini !”

“ Allah memang memberikan kita pilihan tapi kita sendiri yang memilih jalan kita.”

“kak, waktu itu keadaanku benar – benar buntu !”

“masa lalu tak usah disesalkan. Hidup tuh nggak pernah berjalan ke Belakang.Selalu ke depan. Aku harap kamu bisa menatap masa depan kamu secerah matahari dan selembut bulan, aku yakin kamu masih menyimpan mimpi seperti itu”

“kak, apakah hidup masih bisa menerimaku ???, dan bagaimana dengan orang – orang yang aku kecewakan ?, aku sudah membuang jauh – jauh harga diri dan kehormatan.”

“Kamu cukup minta padaNya. Pada Allah…Allah sanggup membuat langit…sanggup membuat gunung, laut, Bumi, lalu apakah mungkin dia tak sanggup membuat kamu bahagia! ”

Aku Cuma terdiam.. mencoba meresapi kata – katanya.

“ Yuk sholat dzuhur, udah Adzan tuh. Kita ke Musholla itu aja ya !”

Kakiku bergetar ketika pertama kali aku masuk Musholla di rumah makan ini. Walaupun aku Muslimah, sudah setahun lebih aku tidak menyentuh sajadah. Airmataku benar – benar berlinang. Aku memang tidak sholat saat ini, tapi ketika aku melihat kak Syaiful sujud, hatiku seperti dihantam baja. “Kak Syaiful, AAAAku …..”, suaraku terhenti di kerongkongan

##########

Aku memang masih tinggal dengan Mama Susi. Tapi semenjak pertemuan pertamaku dengan kak Syaiful, tidak ada lagi perzinahan. Aku tidak lagi menemani tamu laki – laki.

Pikiranku seolah – olah selalu tertuju pada diri kak Syaiful. Aku bingung harus bagaimana. Aku tak tahu harus melangkah kemana. Di satu sisi aku ingin sekali kembali ke jalan yang benar. Aku ingin sekali menghadap Allah nantinya dengan bangga. Dengan kehormatan yang masih kumiliki, disisi lain aku berhutang budi pada Mama Susi. Dan lagi apakah masih ada harapan dan maaf bagiku.

Aku bimbang saat ini. Aku resah dengan pikiran pikiran ku sendiri. Apakah kedudukanku sebagai pelacur membuat aku tidak lagi menjadi seorang wanita. Apakah kesalahanku menghilangkan kodratku untuk mencintai makhluk tuhan lainnya. Apakah aku tetap seorang perempuan yang dapat terbang dengan romantisme romantisme perasaan. Ataukah yang kurasakan hanyalah nafsu yang biasanya ku suguhkan pada laki laki lain. Atau hanya sekedar penasaran, karena tidak bisa menundukkan laki laki yang tatapannya tak pernah bertemu mataku. Laki laki pemalu yang mengajakku mengenal Tuhan kembali. Atau mungkin ini adalah kerinduan pada cinta yang sudah sedemikian lamanya meninggalkan aku.

Lalu dimana Allah itu ??? apakah dia ada Arsy, di langit ketujuh sedang manatapku??. Atau Dia ada di dekatku, membuka jalan hidupku, dan tersenyum kepadaku. Mungkinkah Allah menerimaku ? setelah sedemikian lamanya kugadaikan hidupku pada dunia. Apakah Allah sudah meninggalkan-ku, karena sudah terlalu menjijikannya diriku. Bukankah Allah ada dimana mana?? Sehingga kebesaranNya tak sanggup kubayangkan. Lalu mana mungkin Dia meninggalkan aku. Oh,, ya Allah… engkaulah maha pengampun. Terimalah aku yang nista ini ya Allah..Ampunilah aku..

Air mata ini terus berlinang semalaman. Sungguh sudah lama aku meindukan airmata ini.

##########

Setelah beberapa kali aku bertemu dengan kak Syaiful, Hatiku benar – benar luluh padanya. Dia juga sangat menghormati aku. Lewat kata – katanya, lewat tatapan matanya. Dia bahkan sama sekali belum menyentuhku. Pernah aku bertanya apakah akan terasa indah sebuah hubungan cinta antara 2 manusia tanpa sebuah hubungan fisik. Dia hanya tersenyum, lalu dengan tenang dia menjawab

“ Cinta itu bukan hanya hubungan fisik. Ada banyak cara untuk membangkitkan romantisme dalam sebuah hubungan.”

“maksud kakak ?”

“ya, kamu pernah ngerasa nggak pada saat kamu jatuh cinta, maka apa yang kamu pikirkan semuanya terasa inda padahal kamu tidak bertemu dengan orang itu ? Apakah kamu pernah merasa rindu pada seseorang yang kamu cintai, lalu dia datang dalam mimpi kamu ? Indah kan ! lalu pada saat Allah menyuruh kita menjaga pandangan pada lawan jenis, kamu akan merasa indah pada saat kamu dengan malu – malu sesekali melirik orang yang kamu cintai. Dik, Allah itu adil. Kamu masih akan merasakan romatisme, tanpa harus melanggar ajaranNya.”.

Baru sekarang aku mendengar kata – kata seperti itu dari seorang laki – laki. Atau mungkin selama ini aku yang tak pernah tahu akan keindahan cinta, dan terlalu sering bertemu laki – laki yang berpikiran kotor.

########

Langkah ku semakin mantap untuk meninggalkan ruma mama Susi. Sekarang aku menjadi seorang penjaga sebuah Binatu. Walaupun harus hidup sederhana, hatiku kini tenang.Aku kini merasa utuh menjadi seorang wanita sejati. Wanita yang terhormat. Kak Syaiful mengajarkan aku menjadi seorang yang punya harga diri.

Besok adalah hari pertama Ramadhan. Sebelum ke luar kota kak Syaiful sempat berpesan padaku.

“Dik, bagaimana kondisimu ? kamu nyaman sekarang ?”

“Alhamdullillah kak. Tapi aku masih ragu, apakah aku masih bisa dimaafkan ? apakah aku masih bisa diterima orang lain ?”

“Allah maha pemaaf. Manusia manapun tidak punya hak memutuskan apakah seseorang itu benar – benar bersalah atau tidak. Begini saja, besok kan sudah mulai puasa.. kamu sudah lama kan tidak berpuasa ? puasa ya. Allah pernah berjanji, Barang siapa yang menjalani puasa Ramadhan benar – benar karena Iman maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya dan mengabuli semua permintaannya. Janji Allah selalu benar. Kamu minta ampun sama Allah dan minta semua permohonan kamu. Semuanya. InsyaAllah nantinya akan terkabul!”

########

Ramadhan kali ini terasa lain bagiku. Setelah 2 tahun aku memang tidak pernah merasakan lagi kenikmatannya. Ya, awan gelap telah menutupi mata dan hatiku selama ini. 2 tahun setelah aku diusir oleh orang tuaku. 2 tahun setelah aku menjadi orang yang terbiasa dengan tangis dan senyum diwaktu yang bersamaan. Setelah aku menjadi orang rapuh dan kehilangan arah. Menjadi kupu – kupu yang biasa terbang sendiri, tanpa harus berpegang pada orang lain. Ya, Ramadhan kali ini memang begitu berbeda. Ramadhan Kali ini aku benar benar menjadi seorang wanita terhormat

Amplop ini masih saja kupegang. Sudah 2 minggu kak Syaiful pergi keluar kota. Surat ini dikirimkannya, dan baru tadi pagi ku terima. Sebentar lagi senja Ramadhan datang, waktunya berbuka. Kuberanikan diriku membuka surat itu. Dan kumantapkan membaca isinya. Semoga bukan berita buruk. Selama puasa aku selalu berdoa pada Allah, akan kebaikan kak Syaiful, akan pengampunan dosa – dosaku, dan aku tetap menjadi orang beriman. Isi surat itu ternyata cukup singkat. Dengan menangis aku membacanya,

“ Dik Rahma. Maukah kamu menjadi Istriku? “

Kubaca isi surat. Sambil kupejamkan mataku. Sayup – sayup Adzan Magrib berbunyi tanda waktu berbuka puasa sudah datang. Oh.. indahnya senja Ramadhan.

Tanya Mbah Google

Shout Me !!!


ShoutMix chat widget