Menunggu Senja Ramadhan
Ramadhan kali ini terasa lain bagiku. Setelah 2 tahun aku memang tidak pernah merasakan lagi kenikmatannya. Ya, awan gelap telah menutupi mata dan hatiku selama ini. 2 tahun setelah aku diusir oleh orang tuaku. 2 tahun setelah aku menjadi orang yang terbiasa dengan tangis dan senyum diwaktu yang bersamaan. Setelah aku menjadi orang rapuh dan kehilangan arah. Menjadi kupu – kupu yang biasa terbang sendiri, tanpa harus berpegang pada orang lain. Ya, Ramadhan kali ini memang begitu berbeda… Setelah dia datang padaku…..
#########
Namaku Rahma. Usiaku masih 20 tahun waktu aku pertama kali mengenal cinta. Cinta dari seorang laki – laki yang aku percaya bisa memberikan aku segalanya. Hidup memang terasa sangat indah waktu itu. Apalagi bang
Kata orang aku juga cantik. Diusia masih belia sudah hampir 5 pemuda meminangku. Tapi aku memutuskan untuk menolak mereka, karena aku sangat ingin sekali melanjutkan kuliah. Tapi tidak setelah aku mengenal Bang Roy. Laki laki asal
Hingga akhirnya aku harus menanggung semua ini.. Awal dari semua petaka. Ya, aku harus menghadapi keadaan yang sulit. Sesuatu yang tak terpikirkan olehku. Sangat pekat. Aku hamil di luar nikah. Aku tahu bahwa ini adalah benih bang
Orang tuaku menganggapku sebagai aib keluarga.
“tidak ada tempat untuk seorang penzinah seperti kamu di rumah ini “, kata papaku.
“kalau aku tahu kau begini, sudah kubuang kau setelah kulahirkan”, timpal mamaku.
Tidak ada harapan bagiku untuk terus hidup dengan keluarga ini. Keluarga yang telah memberiku nafas kehidupan. Bagian yang telah mengajarkan aku tentang kehormatan. Orang tua yang telah mendidik aku untuk menjadi wanita yang punya harga diri. Benar kata papaku, “Tidak ada tempat buat pelacur di dunia ini
########
Amplop kuning yang baru tadi pagi ini kuterima, masih kubolak balik. Aku menghela nafas panjang, mencari waktu yang tepat untuk membukanya. Aku tahu sebentar lagi waktu berbuka. Sedangkan aku masih belum menyiapkan semuanya. Aku masih memikirkan tentang
##########
Aku tak punya siapa – siapa lagi. Kupandangi rumahku sekali lagi sebelum aku menginjakkan kaki lebih jauh lagi.
#########
Aku akan menjadi gelandangan atau mati dengan bangkai dimakan anjing liar, jika aku tidak bertemu mama Susi. Ya, mama Susi orang yang telah memberikan aku kehidupan baru. Orang yang membukakan mataku bahwa hidup itu keras dan butuh perjuangan. Wanita yang telah mengajarkan aku bagaimana menjalani hidup baruku saat ini. Perempuan yang mengatakan bahwa aku sangat cantik dan pantas dipuja oleh laki – laki. Menjadi seorang Primadona.
Setahun lebih aku menjadi anak kesayangan Mama Susi. Sebagai pengelola salah satu agency penyalur “ Lady Escort “ – ternama di kota ini. Dia cukup pintar mencari pasar. Dia menjadikan kami bukan hanya sekedar wanita penghibur, tapi juga menjadi bintang idola. Aku kini benar – benar menjadi pelacur. Salah satu profesi yang paling aku kutuk dulu. Nasib membawaku untuk menjalani ini semua.
“ Hidup itu keras Rahma, kita harus bisa mencari celah kehidupan kalau kita ingin hidup”, kata Mama Susi sesekali padaku.
Mama Susi bukan mucikari kacangan. Tidak semua laki – laki bisa menggunkan jasa agency yang dia pimpin. Hanya orang – orang tertentu. Biasanya dari golongan pejabat atau para konlomerat tingkat atas. Pejabat pun tidak sembarangan, semua harus diseleksi dengan ketat. Dia mengembangkan operasinya dari mulut kemulut, no Hp, bahkan Internet. Ya , internet ! jaman sekarang siapa sih yang tidak tahu friendster ! bahkan anak SMP pun rata – rata sudah sangat mengenalnya.
Begitulah hidupku selama ini, sampai aku ke membuka halaman Friendsterku malam itu …..
##########
Masih saja aku bimbang untuk membuka
#########
“ Assalamualaikum. sorry, tapi aku pernah lihat foto kamu di sebuah friendster agency. benar
Thanks “
Itulah kira – kira message yang dikirim kak Syaiful padaku malam itu. Message yang tak lazim aku terima. Biasanya merupakan perjanjian dengan seorang yang tertarik menjadikanku wanitanya. Tapi orang ini,akh…benar – benar aneh.
Aku merasa dia benar – benar merasakan apa yang kurasakan. Teriakan batinku selama ini. Apakah benar – benar aku menginginkan kehidupan seperti ini. Kehidupan yang tak tahu untuk apa menjalaninya. Kucoba untuk benar – benar menghubungi orang ini dari no ponsel yang diberikannya padaku di messagenya.
#########
Kami berjanji bertemu pagi ini. Disebuah rumah makan. Kak Syaiful, orang yang berada didepanku saat ini. Orangnya biasa, tapi memancarkan aura tersendiri. Suaranya pelan tapi jelas. Nampak bahwa orang ini sudah paham bagaimana bicara dengan seorang wanita. Matanya memang tak sepenuhnya memandangku, kadang dia merunduk ketika ku coba menggodanya. Luar biasa laki – laki ini.
Kucoba untuk menceritakan kehidupanku padanya. Dari perkenalanku dengan Bang Roy, diusir orang tua, hingga profesiku saat ini. Dia mencoba mamahami masalahnya. Entah kenapa aku begitu saja menceritakan masalah pribadiku padanya. Sesuatu yang tidak semestinya ku ceritakan pada laki – laki yang baru kukenal. Tapi dari sini juga, aku tahu kalau dia juga pernah merasakan sakit hati. Dia juga pernah ditinggal oleh seorang wanita. Wanita yang dicintainya, memilih menikah dengan orang lain. Tapi aku sama sekali tak melihat amarah dimatanya. Tidak ada dendam dalam perkataannya.
“ Dik, kamu tahu nggak, kalo ketika kita lahir…kita adalah orang yang suci tanpa dosa. Allah memberi kita kehormatan yang sama. Lalu apakah kita tidak malu, ketika menghadap dia dengan keadaan yang tidak suci “, katanya padaku.
“ Kak, apakah kakak merasa bahwa aku juga berharap seperti ini. Tapi Allah juga yang memberiku jalan seperti ini !”
“ Allah memang memberikan kita pilihan tapi kita sendiri yang memilih jalan kita.”
“kak, waktu itu keadaanku benar – benar buntu !”
“masa lalu tak usah disesalkan. Hidup tuh nggak pernah berjalan ke Belakang.Selalu ke depan. Aku harap kamu bisa menatap masa depan kamu secerah matahari dan selembut bulan, aku yakin kamu masih menyimpan mimpi seperti itu”
“kak, apakah hidup masih bisa menerimaku ???, dan bagaimana dengan orang – orang yang aku kecewakan ?, aku sudah membuang jauh – jauh harga diri dan kehormatan.”
“Kamu cukup minta padaNya. Pada Allah…Allah sanggup membuat langit…sanggup membuat gunung, laut, Bumi, lalu apakah mungkin dia tak sanggup membuat kamu bahagia! ”
Aku Cuma terdiam.. mencoba meresapi kata – katanya.
“ Yuk sholat dzuhur, udah Adzan tuh. Kita ke Musholla itu aja ya !”
Kakiku bergetar ketika pertama kali aku masuk Musholla di rumah makan ini. Walaupun aku Muslimah, sudah setahun lebih aku tidak menyentuh sajadah. Airmataku benar – benar berlinang. Aku memang tidak sholat saat ini, tapi ketika aku melihat kak Syaiful sujud, hatiku seperti dihantam baja. “Kak Syaiful, AAAAku …..”, suaraku terhenti di kerongkongan
##########
Aku memang masih tinggal dengan Mama Susi. Tapi semenjak pertemuan pertamaku dengan kak Syaiful, tidak ada lagi perzinahan. Aku tidak lagi menemani tamu laki – laki.
Pikiranku seolah – olah selalu tertuju pada diri kak Syaiful. Aku bingung harus bagaimana. Aku tak tahu harus melangkah kemana. Di satu sisi aku ingin sekali kembali ke jalan yang benar. Aku ingin sekali menghadap Allah nantinya dengan bangga. Dengan kehormatan yang masih kumiliki, disisi lain aku berhutang budi pada Mama Susi. Dan lagi apakah masih ada harapan dan maaf bagiku.
Aku bimbang saat ini. Aku resah dengan pikiran pikiran ku sendiri. Apakah kedudukanku sebagai pelacur membuat aku tidak lagi menjadi seorang wanita. Apakah kesalahanku menghilangkan kodratku untuk mencintai makhluk tuhan lainnya. Apakah aku tetap seorang perempuan yang dapat terbang dengan romantisme romantisme perasaan. Ataukah yang kurasakan hanyalah nafsu yang biasanya ku suguhkan pada laki laki lain. Atau hanya sekedar penasaran, karena tidak bisa menundukkan laki laki yang tatapannya tak pernah bertemu mataku. Laki laki pemalu yang mengajakku mengenal Tuhan kembali. Atau mungkin ini adalah kerinduan pada cinta yang sudah sedemikian lamanya meninggalkan aku.
Lalu dimana Allah itu ??? apakah dia ada Arsy, di langit ketujuh sedang manatapku??. Atau Dia ada di dekatku, membuka jalan hidupku, dan tersenyum kepadaku. Mungkinkah Allah menerimaku ? setelah sedemikian lamanya kugadaikan hidupku pada dunia. Apakah Allah sudah meninggalkan-ku, karena sudah terlalu menjijikannya diriku. Bukankah Allah ada dimana mana?? Sehingga kebesaranNya tak sanggup kubayangkan. Lalu mana mungkin Dia meninggalkan aku. Oh,, ya Allah… engkaulah maha pengampun. Terimalah aku yang nista ini ya Allah..Ampunilah aku..
Air mata ini terus berlinang semalaman. Sungguh sudah lama aku meindukan airmata ini.
##########
Setelah beberapa kali aku bertemu dengan kak Syaiful, Hatiku benar – benar luluh padanya. Dia juga sangat menghormati aku. Lewat kata – katanya, lewat tatapan matanya. Dia bahkan sama sekali belum menyentuhku. Pernah aku bertanya apakah akan terasa indah sebuah hubungan cinta antara 2 manusia tanpa sebuah hubungan fisik. Dia hanya tersenyum, lalu dengan tenang dia menjawab
“ Cinta itu bukan hanya hubungan fisik.
“maksud kakak ?”
“ya, kamu pernah ngerasa nggak pada saat kamu jatuh cinta, maka apa yang kamu pikirkan semuanya terasa inda padahal kamu tidak bertemu dengan orang itu ? Apakah kamu pernah merasa rindu pada seseorang yang kamu cintai, lalu dia datang dalam mimpi kamu ? Indah
Baru sekarang aku mendengar kata – kata seperti itu dari seorang laki – laki. Atau mungkin selama ini aku yang tak pernah tahu akan keindahan cinta, dan terlalu sering bertemu laki – laki yang berpikiran kotor.
########
Langkah ku semakin mantap untuk meninggalkan ruma mama Susi. Sekarang aku menjadi seorang penjaga sebuah Binatu. Walaupun harus hidup sederhana, hatiku kini tenang.Aku kini merasa utuh menjadi seorang wanita sejati. Wanita yang terhormat. Kak Syaiful mengajarkan aku menjadi seorang yang punya harga diri.
Besok adalah hari pertama Ramadhan. Sebelum ke luar
“Dik, bagaimana kondisimu ? kamu nyaman sekarang ?”
“Alhamdullillah kak. Tapi aku masih ragu, apakah aku masih bisa dimaafkan ? apakah aku masih bisa diterima orang lain ?”
“Allah maha pemaaf. Manusia manapun tidak punya hak memutuskan apakah seseorang itu benar – benar bersalah atau tidak. Begini saja, besok
########
Ramadhan kali ini terasa lain bagiku. Setelah 2 tahun aku memang tidak pernah merasakan lagi kenikmatannya. Ya, awan gelap telah menutupi mata dan hatiku selama ini. 2 tahun setelah aku diusir oleh orang tuaku. 2 tahun setelah aku menjadi orang yang terbiasa dengan tangis dan senyum diwaktu yang bersamaan. Setelah aku menjadi orang rapuh dan kehilangan arah. Menjadi kupu – kupu yang biasa terbang sendiri, tanpa harus berpegang pada orang lain. Ya, Ramadhan kali ini memang begitu berbeda. Ramadhan Kali ini aku benar benar menjadi seorang wanita terhormat
Amplop ini masih saja kupegang. Sudah 2 minggu kak Syaiful pergi keluar
“ Dik Rahma. Maukah kamu menjadi Istriku? “
Kubaca isi
sedulur sedulur semua,,ini cerpen religi ku yang pertama dan satu satunya..aku bikin di tahun 2007..udah 2 tahun tapi nggak ke publish,,karena masih minder...btw mohon dikomentari,,di bantai ya nggak apa apa karena saya memang ingis sekali nulis cerita religi yang berarti...
BalasHapuskenapa judulnya nggak "Amplop kuning" hwahahaha..
BalasHapuskurang religi..
spass : thanks for the comment...nggak apa2 ya kita diskusi disini...
BalasHapus1. aku melakukan obeservasi terhadap wanita, psk, dan romantisme mereka...aku disini mau nampilin real problem nya..religi adalah jalan keluar dan bukan jalan cerita..
2. disitu aku pingin banget ngeluarin ayat Al Qur'an,,tapi kalo si pelacur bisa hafal Al Qur'an kan nggak lucu...jadi banyak ayat ayat Al Qur'an yang aku tulis dalam model perenungan rahma..misal :
Lalu dimana Allah itu ??? apakah dia ada Arsy, di langit ketujuh sedang manatapku??. Atau Dia ada di dekatku, membuka jalan hidupku, dan tersenyum kepadaku. Mungkinkah Allah menerimaku ? setelah sedemikian lamanya kugadaikan hidupku pada dunia. Apakah Allah sudah meninggalkan-ku, karena sudah terlalu menjijikannya diriku. Bukankah Allah ada dimana mana?? Sehingga kebesaranNya tak sanggup kubayangkan. Lalu mana mungkin Dia meninggalkan aku. Oh,, ya Allah… engkaulah maha pengampun. Terimalah aku yang nista ini ya Allah..Ampunilah aku..
itu dah berapa ayat Al Qur'an..
tapi bro akan kembali kuperhitungkan masukanmu..mungkin ku tulis ulang,,jika kamu nggak keberatan menuliskan sisi mana yang terlalu banyak sehingga mengikis sisi religinya akan membantuku...thanks :) before
it's nice blog..it remember of my past..thanks to post
BalasHapuscerita ini inspiratif GaN..soalnya aku jg sedang merasakan...btw,,apakah harus ada someone tuk berubah ???
BalasHapusangeliQ : thanks for the comment...i hope your ending like in this story
BalasHapusAnonim : oh..gtu...sebenarnya tokoh Syaiful dalam cerpen ini hanya sebuah warna saja...perenungan Rahma lah yang membuat dia memilih jalan yang sejati..nggak harus ada tokoh syaiful dalam hidup kamu..kamu cukup merenungkan saja..Ingat Allah maha memaafkan dosa dosa besar...
Menurutku bagus jalan critanya. Tidak terlihat seperti penulis amatiran, karena ini cerpen pertamamu.Bahasanya pun gak terlalu berat.
BalasHapusMasukan aja, cerpen berikutnya bisa bahas aqidah, syariat dll dengan bahasa yg ringan n lebih gaul.
thanks pus..tunggu aja post q selanjutnya...tapi untuk nulis cerpen religi (masih cerpen apalagi novel),,aku butuh perjalanan panjang..obeservasi,, ngaji lagi, debat lagi...nih post aja 2 tahun baru berani q publish..tapi aku akan coba lebih cepat lagi dalam menulis...tahnks for comment
BalasHapus