Sabtu, 09 Maret 2013

Mengenang Anggi #2

....mengenang Anggi........#2

.......dari semua perempuan muda yang saya kenal, Anggi adalah yang paling suka menangis. saya bisa merasakannya bahkan ketika saya masih belum bisa melihat. dirumah sakit, setiap saya selesai operasi, saya selalu bisa merasakan air matanya. pada awalnya saya masih harus mengenali dan meraba wajahnya dulu untuk tahu apakah itu Anggi atau bukan, dan setiap saya meraba bagian mata nya, saya selalu tahu, dia menangis. suatu saat, ketika fase titik terendah dari operasi mata saya, dia ke ruangan saya di sebuah paviliun rumah sakit. tak seperti biasanya, itu jam sekitar habis dzuhur. seharusnya dia masih rapat. dokter muda itu tidak bicara, hanya duduk di dekat saya, dan hanya berdiam saja. saat itu saya sudah mulai mengenal nafasnya, identitasnya tanpa harus meraba wajahnya lagi. nafasnya semakin cepat dan tersenggal, saya tahu, dia pasti akan menyampaikan berita bahwa operasi mata saya gagal. dia selalu menangis ketika menyampaikan berita itu. sudah dua kali dia melakukannya sebelum ini. namun sekarang, dia hanya berdiam diri. dia memegang mata saya, kemudian meletakkan tangang saya di dekat matanya yang berair. saya mengenali airmatanya. dingin sekali. saya tidak bertanya, saya mencoba untuk memberinya kesempatan. dan setelah adzan ashar terdengar, saya baru mendengar suaranya, menjelaskan bahwa mata saya semakin kecil kemungkinannya untuk sembuh. saya membutuhkan donor, dan dia bilang akan mecari donor untuk saya. setelah kejadian waktu itu, Anggi selalu menangis di dekat saya. bahkan ketika saya bercanda dan bercerita tentang hal lucu dia selalu menanggapinya dengan menangis....ketika mata saya sudah sembuh pun dia selalu lebih mudah menangis saat kami harus bedebat atau berbeda pendapat . dan akhirnya, dia menjadi perempuan yang paling mudah membuat saya luluh ketika marah. saya tak pernah tega melihatnya menangis. dan itulah yang membuat kami tak terlalu banyak bertengkar. saya masih ingat ketika rencana pernikahan kami harus tertunda karena Anggi harus mengikuti suatu kontes di Jakarta, dia menang, 2 jam setelah itu dia hanya menelpon saya lalu kemudian menangis saja. airmatanya, memang sesuatu yang sempurna, karena memang yang tertulus. hanya 2 air mata yang saya tahu tulus di hidupku, mamaku dan Anggi. dan kini, sudah hampir dua bulan meninggalnya, Anggi malah melarang saya untuk menangis......ini tidak fair, dia mengijinkan saya untuk tidak menangis bahkan ketika di pemakamannya..saya merindukan airmatanya,,bahkan saya ingin sekali menangis saat ini, saya ingin menangis seperti dia.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanya Mbah Google

Shout Me !!!


ShoutMix chat widget