Jumat, 01 Januari 2010

Do'a tahun baru

Jam 12 malam beberapa jam yang lalu, SMS di Inboxku menumpuk. Isinya rata rata “Selamat Tahun baru, semoga tambah semangat dan bahagia”. Teman temanku memang orang yang semangat optimis.

Tapi Tuhan bagaimana aku bisa menikmati gempitanya malam ini jika makam maha Guruku masih basah dan merah. Bagaimana bisa ku terima ucapan selamat itu jika rasa duka ini masih saja begitu dalam, setelah baru saja ku saksikan Kiyai besarku itu harus masuk linag lahat. Ya Allah, bagaima aku bisa bahagia jika menghentikan air mata ini saja aku tidak bisa. Apa karena sudah begitu lama aku tidak menangis, lalu sekali menangis tidak bisa berhenti. Bagaimana aku bisa semangat dan optimis jika menyelesaikan yasin 41 kali ini saja aku tak mampu karena rasa mual dan pening di kepalaku ini. Aku memang bukan siapa siapa, aku bukan anak yang cukup sholeh. Tapi ya Allah, Gusdur sudah memberikan aku kuliah yang aku ikuti se-umur hidupku. Dan tidak pernah ku dapatkan di tempat lain.

Ya, Allah tempatkanlah dia bersama Nabi – Nabi mu. Tempatkanlah dia bersama orang orang yang sholeh, yang menjaga Surgamu. Aku tahu ketulusan Gusdur pada- mu lewat ajarannya. Aku tahu keihlasan ibadahnya bukan karena “Surga” atau “nerakaMu” lewat caranya memandang Dunia. Namun aku yang kecil ini memohon kepadaMU, letakkanlah dia di jalan orang orang yang Kau Cintai.

Dan semoga airmataku ini menjadi do’a. setiap tetes tetesnya menjadi bukti ketulusanku atas do’a ku. Dan setiap perihnya tangisan yang tak mau berhenti ini menjadi permohonan semoga dia bahagia.

Untuk Guru besarku,

Abdurahman Ad-Dhakil atau Abdurahman Wahid atau Gusdur

1 komentar:

  1. Selamat jalan Guru Besarku.... seharusnya aku bahagia karena aku tahu tempatmu sekarang bersama orang orang sholeh,,bersama nabi nabi Allah...Tapi air mata ini nggak pernah mau kompromi...

    BalasHapus

Tanya Mbah Google

Shout Me !!!


ShoutMix chat widget